PERENCANAAN DESAIN LAN STIKOM SURABAYA
1. STIKOM Terdiri atas 2 Gedung yaitu Gedung Merah berlantai 5 dan Gedung Biru Berlantai 8.
2. Terdapat Struktur Organisasi yang terlampir di laporan.
3. Perencanaan fisik gedung STIKOM juga dapat dilihat pada laporan.
4. Perencanaan fisik tersebut mendukung struktur organisasi STIKOM.
berikut adalah sampel salah satu rancangan fisik dari salah satu lantai di gedung biru
BERIKUT TOPOLOGI DARI LAN GEDUNG STIKOM
MENGAPA TOPOLOGI STAR YANG DIPILIH ?
Kelebihan STAR dibandingkan BUS
1.Jika terjadi kerusakan pada line di salah satu lantai hanya akan berpengaruh pada lantai tersebut.
2.Menghemat interface pada switch-switch yang terhubung karena independen.
Kekurangan STAR dibandingkan BUS
1.Lebih banyak menggunakan kabel
Kelebihan BUS dibandingkan STAR
1.Hemat kabel
Kekurangan BUS dibandingkan STAR
1.Resiko lebih besar yaitu jika terjadi kerusakan di salah satu lantai maka jaringan dibawahnya juga ikut terganggu karena saling terhubung.
2.Lebih menghabiskan interface pada switch yang terhubung.
Maka dari pertimbangan mengenai kelebihan dan kekurangan mengenai masing-masing topologi. Kami sepakat menggunakan topologi STAR dengan tetap menggunakan konsep Multi layer switching.
Core Switch sebagai layer pertama, Distribution Switch sebagai layer kedua dan Access Switch sebagai layer ketiga. Fungsi Core Switch adalah sebagai network switch yang menggabungkan beberapa device network switch menjadi satu kesatuan (integrated network). Distribution Switch berfungsi sebagai penghubung antara Core Switch dengan Access Switch. Access Switch berfungsi sebagai penghubung antara network dengan computer end user. Jadi kesimpulannya dengan menggunakan metode multi layer switch kita dapat melakukan extend (perluasan) jumlah komputer yang terkoneksi ke dalam jaringan
Ketentuan Rancangan LAN STIKOM
Pada topologi STAR LAN STIKOM ada total 11 vlan yang terdiri dari vlan admin, manajemen, perpustakaan, kelas, dosen, server, lab si, lab sk, lab multimedia, mahasiswa, karyawan.
Implementasi access-list digunakan untuk memberi batasan tiap vlan untuk dapat terhubung ke vlan yang diijikan untuk terhubung.
Implementasi telnet digunakan agar admin PPTI mudah untuk mengkonfigurasi seluruh komponen yg ada pada LAN STIKOM
Implementasi NAT digunakan agar seluruh komponen LAN STIKOM dapat terhubung pada internet namun komponen diluar private area STIKOM tidak dapat mengintervensi sebaliknya.
Ketentuan Access-list Yang Digunakan
1. Admin atau PPTI memiliki prioritas untuk mengatur seluruh komponen jaringan yang ada pada gedung STIKOM termasuk Lab. Namun berdasarkan kebijakan yang diterapkan dari STIKOM Surabaya, admin tidak memiliki prioritas untuk mengkonfigurasi Lab.
2. Ketua pada VLAN Manajemen dapat terkoneksi dengan seluruh komponen yang ada di STIKOM Surabaya.
3. Database hanya dapat diakses admin perpustakaan, dosen dan manajemen STIKOM.
4. Setiap Laboratorium hanya boleh mengakses VLAN tersebut tidak boleh ke laboratorium lain yang berbeda VLAN.
5. VLAN Laboratorium hanya boleh mengakses server masing-masing Laboratorium.
6. Setiap dosen Laboratorium hanya boleh terhubung dengan Laboratoriumnya masing-masing dan sebaliknya.
7. Setiap dosen Laboratorium dapat mengakses Server Laboratoriumnya masing-masing.
8. VLAN perpustakaan tidak boleh terhubung kemanapun kecuali ke VLAN nya sendiri.
9. VLAN kelas tidak boleh terhubung kemanapun kecuali ke VLAN nya sendiri.
10. DHCP server hanya untuk melayani seluruh wireless connection. VLAN wireless ini tidak boleh terhubung kemanapun kecuali ke VLAN nya sendiri.
11.VLAN karyawan tidak boleh terhubung kemanapun kecuali ke VLAN nya sendiri.
Coding dan pembuktian dari access-list di atas dapat dilihat pada laporan yaitu access-list 100.
# TELNET menggunakan access-list 7 dan memiliki password smeagoll, hanya diketahui oleh admin PPTI.
# NAT menggunakan access-list 101 ditempatkan pada main router STIKOM. Sehingga private area STIKOM dapat terhubung internet tanpa intervensi internet ke dalam private area STIKOM.
ALOKASI IP YANG DIGUNAKAN ADALAH
Nama VLAN Network Range IP Valid Broadcast
Admin 192.168.1.0/25 192.168.1.1 – 192.168.1.126 192.168.1.127
Manajemen 172.16.0.0/22 172.16.0.1 – 172.16.3.254 172.16.3.255
Perpustakaan 192.168.2.0/24 192.168.2.1 – 192.168.2.254 192.168.2.255
Kelas 192.168.3.0/24 192.168.3.1 – 192.168.3.254 192.168.3.255
Dosen 192.168.4.0/24 192.168.4.1 – 192.168.4.254 192.168.4.255
Server 192.168.1.128/25 192.168.1.129 – 192.168.1.254 192.168.1.255
Lab SI 192.168.5.0/24 192.168.5.1 – 192.168.5.254 192.168.5.255
Lab SK 192.168.6.0/24 192.168.6.1 – 192.168.6.254 192.168.6.255
Lab MM 192.168.7.0/24 192.168.7.1 – 192.168.7.254 192.168.7.255
Wireless 172.17.0.0/16 172.17.0.1 – 172.17.255.254 172.17.255.2
Karyawan 172.18.0.0/22 172.18.0.1 – 172.18.3.254 172.18.3.255
Pertimbangan mengenai alokasi IP untuk beberapa vlan diatas adalah :
1. Untuk menangani perkembangan host tiap-tiap vlan setidaknya 5 tahun kedepan sejak perancangan LAN STIKOM.
2. Jika harus salah satu vlan diubah subnetnya tidak mengganggu vlan lan antara lain tidak terjadi overlap, maka dari itu tiap-tiap network vlan sebaiknya memiliki rentang yang berjauhan.
untuk lebih jelasnya bisa mendownload laporan lengkap dari project (pdf) dan file simulasi packet tracer 5.0 dengan mengikuti link di bawah
Download Laporan dan Simulasi packet tracer 5.0
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aduh... ape ne ??
BalasHapus